MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

TENTANG

Seni Lukis Berjudul

"Lukisan Potret Diri Menghisap Pipa (Jawa Barat)"


DOSEN PEMBIMBING

ELY SAPTO UTOMO

 

DISUSUN OLEH

ANNASTASYA TIARA

 

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA




DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1     Biografi

2.2     Deskripsi

2.3     Makna Lukisan

2.4     Tema Lukisan

2.5     Teknik Lukisan

BAB III PENUTUP



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Lukisan Dia Datang (Jawa Barat)” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Ely Sapto Utomo pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma.

 

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang mebangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

 

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca maupun masyarakat pada umumnya, Terimakasih.

 

Bogor, 26 November 2020

Annastasya Tiara



BAB I

PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

 

Seni lukis adalah cabang seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi bermediakan kanvas atau permukaan datar lain yang di isi oleh unsur-unsur pokok garis dan warna melalui cat atau pewarna dan pembubuh gambar lainnya.

Lukisan dapat berisi representasi alam seperti potret wajah, hewan, pemandangan. Bisa juga memuat gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam. Atau berisi ungkapan ekspresif dalam seniman berupa komposisi bentuk nonrepresentatif (tidak menyerupai apapun).

Seni lukis merupakan pengembangan dari seni menggambar. Lukisan memiliki corak atau gaya yang lebih rumit. Tekinik dan bahan yang digunakan juga dapat lebih beragam dari menggambar umumnya.


1.2 Rumusan Masalah

a.Siapakah pembuat karya seni lukis tersebut?

b.Deskripsi lukisan potret diri menghisap pipa

c.Apa makna yang terkandung dalam lukisan tersebut?

d.Apa tema dari lukisan tersebut?

e.Seperti apa teknik yang dipakai?

 

1.3 Tujuan Penulisan

a.  Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Pada Universitas Gunadarma.

b.  Untuk Menambah Pengetahuan Dari Lukisan Potret Diri Menghisap Pipa Yang Berasal Dari Daerah Jawa Barat.

 



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi

Affandi Koesoema dikenal sebagai seorang maestro seni lukis Indonesia yang mendunia. Berbagai pameran lukis telah ia lalui di dalam negeri maupun mancanegara. Berbagai penghargaan juga ia sambar dari banyak negara di dunia.

Ia dikenal sebagai seorang pelukis dengan menganut aliran ekspresionis dan abstrak. Seringkali karya-karya lukisnya sulit untuk dimengerti oleh orang lain, terlebih oleh orang awam tentang seni lukis. Namun bagi pecinta seni lukis, keabstrakan lukisan Affandi justru menjadi daya pikat tersendiri.

Dari semasa kecil Affandi sudah gemar menggambar. Ia juga mulai memperlihatkan bakat seninya semenjak duduk di sekolah dasar. Namun ia baru benar-benar terjun di dunia seni pada sekitar tahun 1940-an karena memang sulit untuk mendapatkan pekerjaan seni di masa kolonial.

Affandi mengawali kariernya dengan mejadi seorang guru dan juru sobek karcis. Karena lebih tertarik dengan bidang seni lukis, ia juga pernah bekerja sebagai tukang gambar reklame bioskop di salah satu bioskop di Bandung. Namun pekerjaan tersebut tidak lama ia geluti.

Affandi bukan merupakan tipikal orang yang hobi membaca. Ia lebih senang mempelajari berbagai hal dengan cara langsung mempraktekkannya. Hal ini dapat dilihat dari keaktifannya dalam kegiatan berbagai organisasi.

2.2 Deskripsi

Pelukis : Affandi Koesoema

Judul : “Potret Diri Menghisap Pipa”

Tahun : 1977

Media : Oil On Canvas

Ukuran : 59 cm x 125 cm (1977)

Lukisan berjudul Potret Diri Menghisap Pipa, 59 x 125 cm dengan cat minyak diatas kanvas. Lukisan ini dibuat oleh Affandi Koesoma. Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas.

Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi.

Dalam bahasa visual, semua bentuk yang dihadirkan pelukis dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran.

Lukisan ini merupakan Lukisan Potret Diri Affandi saat sedang merokok dengan Pipa rokok (Cangklong). Lukisan Potret Diri ini dilukis langsung oleh Afandi sendiri dengan model dirinya sendiri dengan bercermin pada kaca rias (kaca cermin), disini terlihat dari raut wajahnya seolah Afandi sedang mengalami suatu problema yang belum terpecahkan, sehingga Lukisan pada bagian dahinya diekspresikan dengan pengunaan warna cat merah, yang memberkan sinyal bahwa beliau sedang berfikir keras dengan ekspresi wajah serius. Lukisan ini merupakan karya Lukisan langsung Potret Diri sang Maestro Afandi yang sangat langka.


2.3 Makna Lukisan

Lukisan yang diberi judul “Potret Diri Menghisap Pipa” yang mengartikan matahari sebagai tanda yang paling menonjol kehadirannya disana. Tanda ini mengacu pada objek benda langit yang memiliki sifat bercahaya. Matahari merupakan sumber segala kehidupan dijagad raya. Lukisan ini membuat wajah, mengacu pada sosok Affandi, manusia yang memiliki karakteristik eksplosif, semangat yang kuat. Pengorganisasian unsur garis, bentuk, warna yang kuat maka karya Affandi juga memiliki ekspresi psikologis. Garis diagonal yang cenderung datar pada pipa akan memperlihatkan ketenangan, sementara garis – garis yang awut – awutan mencerminkan dorongan emosi yang bergejolak, bergerak, dan dinamis.

Lukisan dapat dikaitkan dengan kondisi alam yang sedang diterpa sinar kuat matahari udaranya menjadi begitu panas menyengat yang bisa bermakna musim kemarau, musim paceklik. Matahari digambarkan dengan bentuk lingkaran dan cahayanya digorekan ke arah luar sehingga membentuk garis radial. Penggambaran raut wajah dirinya sangat lemah, matahari memelas, dan pipinya cekung menandakan badan yang kurus karena penderitaan sedang menikmati cerutu pipa, hal yang sangat sederhana yang membuat ia bahagia.

Emosi pelukis dalam lukisan ini secara jelas tampak dari sapuan kuas besar, tarikan garis yang kasar dan spontan dengan warna panas. Warna coklat gelap menggambarkan ekspresi keprihatinan yang menimpa masyarakat kalangan menengah kebawah. Pada tahap makna ideologisnya adalah bahwa manusia merupakan bagian dari alam. Matahari adalah benda dilangit yang bercahaya

terang dan panas pada siang hari, merupakan sumber bagi segala macam kehidupan dan energi dibumi. Sedangkan pipa disini menunjukkan sumber kebahagiaan yang dialami oleh rakyat kecil, ditengah panasnya matahari atau bisa juga diartikan dengan tantangan hidup. Makna konotatif atau yang tersirat dari karya potret diri dan mengisap pipa, wajah Affandi yang kurus menunjukkan kondisi atau keadaan fisiknya yang menderita kerena sakit. Gambar pipa diinterpretasikan secara metaforis. Memiliki sumber kebahagiaan karena bagi perokok pipa adalah teman terbaiknya.


2.4 Tema Lukisan

Konsistensi pada humanisme merupakan titik tolak penciptaan dan perjuangannya dalam melukis, dan tentu saja ekspresi emosi yang tercurah disertai dengan eksperimen. Indikasi ini terlihat dari visualisasi karya-karyanya yang terdiri dari berbagai teknik dan objek pelukisan

Affandi termasuk seniman yang harus melukis dengan objek nyata dihadapannya, oleh karena itu objeknya harus akrab dengannya. Kondisi sosial, lingkungan alam, keluarga, sampai pada wajahnya sendiri merupakan situasi lingkungan kesehariannya.

Penguasaannya terhadap anatomi tubuh manusia secara akademis dinilai berhasil, karena Affandi mendalami teknik melukis para master dunia seperti Rembrandt, Rubens, Leonardo Da Vinci, atau para pelukis naturalisme-realisme lainnya yang terkenal hanya melalui karya reproduksi dalam buku.

Bagi Affandi, melukis bukan berdasarkan pikiran melainkan pada naluri. Tidak meniru dari apa yang tersaji oleh alam, tetapi menyaringnya secara intuitif sampai hanya pada esensinya saja.

Goresan sederhananya membentuk ketepatan yang meyakinkan sehingga garis-garis itu seolah menunjukkan cermin kepribadiannya. Lukisannya menjadi paduan emosi dan intuisi karena dimensi penciptaannya dikendalikan oleh sikap, instingtif, dan rasa yang fluktuatif sehingga karyanya menjadi temperamental.

Pada periode terakhir dari perjalanan ekspresinya Affandi tidak lagi memperlihatkan garis-garis emosif yang menggetarkan, ruang semakin kosong dan transparan. Ungkapan ekspresi yang liar telah berganti pada renungan.

Misalnya pada lukisan hampir terbenam, atau potret diri menghisap pipa, namun karena tetap mempertahankan keyakinannya untuk terus melukis telah menjadi acuan seni lukisnya yang menegaskan bahwa alam dalam interpretasinya mengandung realitas yang dihadapinya.


2.5 Teknik Lukisan

 Teknik lukisan cat minyak, sangat banyak macamnya. Opaque dan impasto, teknik cat minyak yang sudah banyak dikenal. Teknik melukis cat minyak lainnya, adalah teknik campuran (mixed technique) yang dikembangkan sendiri oleh setiap pelukis.  Teknik Lukisan Affandi Pelukis Affandi (1907-1990) melukis dengan cara cukup unik. Dia membasahi permukaan kanvas dengan minyak cat. Warna-warna cat ditorehkan langsung dari tube ke permukaan kanvas. Affandi juga menggunakan jari dan tangan untuk mengusap dan menggoreskan cat pada kanvas. Percampuran warna juga dilakukan pada permukaan kanvas. Lelehan, cipratan dan goresan warna-warna cat pada permukaan kanvas basah menghasilkan efek-efek artistik yang sangat ekspresif. Lukisan-lukisan Affandi diciptakan secara langsung di depan objek yang dilukisnya. Affandi membutuhkan waktu lama untuk memahami dan menghayati objek yang akan dilukis, namun untuk melukiskannya dia tidak membutuhkan waktu lama, hingga berhari-hari. Dia menyelesaikan setiap lukisan pada saat melukis di depan objeknya sampai selesai. Teknik campuran yang dikembangkan Affandi, menghasilkan efek-efek nyeni yang sangat menarik. Setiap objek yang dia lukis mengekspresikan garis-garis meliuk, nuansa warna dari gelap ke terang, dan kontras warna yang terorganisir dengan baik. Putih kanvas, warna kuning terang, dan warna-warna oker, coklat, hijau, biru, merah dan sebagainya dikombinasikan dengan sangat indah. Warna terang dengan warna gelap menghasilkan komposisi kontras namun artistik. Lukisan-lukisan diciptakan dengan teknik ini cenderung agak mengabaikan detil objek yang dilukis, namun mampu menyampaikan ekspresi estetik pelukisnya secara total.

Affandi juga sangat banyak melukis wajah dirinya. Salah satu ciri khas lain dari pelukis ini adalah hampir semua lukisannya ada gambar matahari.  Teknik lukisan ini dikerjakan dengan sapuan warna cat berkali-kali, sehingga menjadi tebal. Teknik ini menciptakan kesan artistik berupa tekstur lembut khas. Cahaya yang terpantul dari objek yang dilukis yang diciptakan melalui teknik ini membawa pemirsa memusatkan perhatiannya pada lukisan.  Pantulan-pantulan cahaya pada objek lukisan dikontraskan dengan latar belakang lukisan, sehingga objek lukisan tampak menonjol dan menarik perhatian. Pelukis ini juga sangat jeli dalam menggarap detil, satu titik putih yang sangat kecil dari pantulan objek lukisan pun tidak luput dari perhatiannya. Umumnya warna-warna kontras dihindari pelukis.




BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Affandi adalah seorang pelukis Indonesia yang telah banyak sekali menghasilkan karya – karya yang bernilai estetika tinggi dan tentu saja telah dikenal oleh masyarakat luas. Dalam melukis Affandi mengutamakan kebebasan berekspresi yang dilandasi oleh jiwa kerakyatan terhadap masyarakat kecil. Teknik melukis bentuk bahkan cenderung melihat objeknya secara langsung, dengan pengalaman dan melihat Affandi tergugah dengan mengungkapkan lewat tumpahan dan goresan warna.  

 

3.2 Saran

Kajian seni lukis karya Affandi Koesoma semoga dapat memberikan referensi bagi penciptaan seni lukis muda, sehingga memberikan pandangan yang lebih luas tentang proses berkarya dalam seni lukis.

 




DAFTAR PUSTAKA

·        https://serupa.id/seni-lukis-pengertian-aliran-tema-alat-teknik-contoh/

·        https://gasbanter.com/biografi-affandi-koesoema/

·        http://ubkritikrupa.blogspot.com/2014/07/kritik-lukisan.html?m=1

·        https://lukisanku.id/lukisan-potret-diri-menghisap-pipa-affandi-koesoema/

·        http://asinasemayem.blogspot.com/2009/08/beda-teknik-lukisan-affandi-dengan.html?m=1

 

 











 








 

 

Komentar

Postingan Populer